Friday, September 17, 2010

Pantas saja Vietnam lebih maju dari kita

Pada waktu penulis berada di Hanoi sebagai anggota delegasi Indonesia dalam perundingan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda antara Indonesia dengan Vietnam, penulis mengalami beberapa kejadian yang meyakinkan penulis mengapa Vietnam bisa lebih maju dari kita.

Kejadian pertama adalah pada saat berlangsungnya perundingan. Salah satu anggota delegasi Vietnam adalah seorang wanita yang sangat muda. Selidik punya selidik yang bersangkutan baru 6 bulan lulus dari Universitas, mengusai berbagai bahasa, selain bahasa Vietnam, ia mengusai bahasa Iggris, Perancis, Jerman, Rusia, dan Mandarin.
Dari kejadian tersebut, kesimpulan yang bisa diambil adalah betapa hebatnya Vietnam dalam membina Sumber Daya Manusianya. Mereka tidak ragu-ragu memasukan tenaga-tenaga yang sangat junior yang potensial dalam perundingan yang begitu pentingnya. Berbeda dengan Indonesia, biasanya yang menjadi anggota delegasi Indonesia dalam perundingan-perundingan dengan negara lain adalah penjabat-pejabat senior yang kadang-kadang jabatan dan pengetahuan serta keahliannya tidak ada relevansinya dengan masalah yang dirundingkan. Jangan harap ada tenaga junior walaupun sangat potensial yang ikut dalam delegasi.
Kejadian yang kedua, yaitu pada saat delegasi Indonesia diantar berkeiling melihat-lihat kota Hanoi. Salah satu tempat yang dikunjungi adalah tempat di mana jenazah Ho Chi Min yang dibalsem disemayamkan dan bisa dilihat oleh pengunjung. Dalam perjalanan keliling tersebut, kami diantar oleh cewek muda yang menjadi anggota delegasi seperti telah diceritakan di muka. Setelah berkeliling ke sana kemari, kita berhenti di salah tempat di mana dijual berbagai minuman ringan. Penulis membeli Coca Cola kaleng untuk anggota delegasi Indonesia dan juga untuk cewek muda pengantar. Pada waktu penulis memberikan Coca Cola kaleng tersebut, ia menolaknya. Penasaran penulis bertanya kenapa ia menolak. Ia menjelaskan bhwa ia tidak pantas menerima pemberian dari tamunya, seharusnya sebagai tuan rumah dia yang memberi. Ia juga menjelaskan bahwa ia telah mendapat gaji dari Pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugasnya, sehingga tidak pantas menerima sesuatu di luar gaji yang diterimanya dalam melaksanakan tugas-tugasnya tersebut. Kalau sikap ini dimiliki semua PNS Vietnam, wah hebat banget,kalau di Indonesia ......?

Kejadian ketiga pada saat delegasi Indoensia dijamu makan malam oleh delegasi Vietnam. Dalam jamuan tersebut hadir Ketua Delegasi Vietnem, seorang Jenderal Vietkong. Yang menarik adalah melihat jas yang dipakainya. Jas tersebut selain modelnya sangat jadul, warnanya juga sudah belel. Sangat kontras dengan jas yang dipakai delegasi Indonesia. Tampilannyapun sangat-sangat sederhana, meskipun berpangkat jenderal dari pasukan tentara yang reputasinya bahkan mengalahkan tentara Amerika.
Dari kejadian-kejadian tersebut di atas dan kejadian-kejadian lainnya yang dialami penulis, penulis membatin dalam hati pantas saja kalau Vietnam bisa jauh lebih maju dari Indonesia dan dengan cepat meninggalkan Indonesia yang pernah jadi gurunya.

2 comments:

  1. Mohon izinnya Pak, untuk men-sahre tulisan ini. Terima Kasih.

    ReplyDelete
  2. Silahkan.Komentar anda sendiri gimana?

    ReplyDelete